Empat kepala daerah di Jawa Barat siap sukseskan pembebasan lahan untuk tiga tol
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, melakukan terobosan guna mempercepat pelaksanaan pembangunan tiga ruas tol dengan melakukan kesepakatan dengan 4 kepala daerah. Keempat kepala daerah yang turut dalam kesepakatan bersama itu adalah Walikota Bandung Dada Rosada, Bupati Bandung Dadang Naser, Bupati Sumedang Don Murdono, dan Bupati Majalengka Sutrisno. Kesepakatan itu merupakan tindak lanjut dari penandatanganan kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Menteri PU Joko Kirmanto pada akhir Desember 2010 lalu di Kantor Kementrian PU Jakarta.
“Kesepakatan kali ini dengan empat kabupaten/ kota, merupakan turunan dari kesepakatan dengan Kementerian PU yakni percepatan pengadaan tanah bagi pembangunan tiga ruas tol tersebut," kata Heryawan. "Dalam kesepakatan besar itu, Pemprov Jabar bertanggung jawab dalam hal pembebasan lahan melalui BUMD Jasa Sarana.Hari ini merupakan kesepakatan turunan dari kesepakatan besar itu," katanya usai Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan Jalan Tol itu dilaksanakan di Ruang Rapat Gubernur Jawa Barat, Gedung Sate, Kamis 27 Januari 2011 sore.
Dalam kesempatan itu, Heryawan meminta para kepala daerah untuk segera melakukan percepatan pembebasan lahan di antaranya melalui percepatan penerbitan Surat Permohonan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP), dari semula sekitar 3 bulan agar dipercepat menjadi kurang dari 1 bulan. Pasalnya, jika terus tertunda, pembangunan jalan tol tidak dapat terwujud sehingga akan menjadi masalah tersendiri, mengingat pembangunan jalan tol tersebut sebagai upaya mengakselerasi pengembangan dan pembangunan kawasan Jawa Barat.
"Untuk 2011, ketiga ruas tol tersebut, membutuhkan dana sekitar Rp 690 miliar. Targetnya, 2012 pembebasan lahan sudah semua tuntas," ujarnya dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 28 Januari 2011 ini.
Sementara Direktur Utama PT Jasa Sarana Soko Sandi Buwono, menyatakan sebagai BUMD yang ditunjuk untuk mengadakan pembebasan lahan, meminta dukungan penuh para kepala daerah untuk mendorong proses pengadaan tanah. Dalam kesepakatan bersama itu, ada 3 ruas jalan tol yang menjadi sasaran percepatan pengadaan lahan yaitu Tol Soreang Pasir Koja (Soroja), Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), dan BIUTR (Bandung Intra Urban Toll Road).
Dari ketiga ruas tol tersebut, kemungkinan Cisumdawu yang paling cepat dibangun karena pembebasannya hampir rampung dan memenuhi target. “Saat ini Cisumdawu sedang tender konstruksi. Sementara untuk BIUTR, kemungkinan baru tahun 2012," imbuhnya
Dalam penjelasannya, Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, Purnomo, menerangkan, tender tol Cisumdawu yang bekerja sama dengan Cina, kemungkinan pada bulan Juni atau Juli 2011. Diharapkan proses konstruksi berjalan akhir 2011.
Tahap awal pembangunan, dimulai dari seksi 2. Lokasinya sebelum masuk Cadas Pangeran dengan panjang ruas tol yang dibangun adalah 17 km. Dan jika seksi 2 tuntas, dilanjutkan seksi 1 yang akan bergabung ke Cileunyi.
Besaran alokasi biaya untuk kedua seksi tersebut, melalui APBN, menganggarkan pinjaman lunak mencapai US$ 250 juta. Sementara untuk BIUTR, pengkajian terus dilakukan. Untuk pendanaan fisik, Pemerintah Jepang siap menggelontorkan pinjaman lunak sebesar US$ 150 juta, yang terbagi dalam 2 seksi yaitu Soekarno-Hatta - Gedebage dan Pasteur-Gasibu.
Dalam kesempatan itu, Heryawan meminta para kepala daerah untuk segera melakukan percepatan pembebasan lahan di antaranya melalui percepatan penerbitan Surat Permohonan Penetapan Lokasi Pembangunan (SP2LP), dari semula sekitar 3 bulan agar dipercepat menjadi kurang dari 1 bulan. Pasalnya, jika terus tertunda, pembangunan jalan tol tidak dapat terwujud sehingga akan menjadi masalah tersendiri, mengingat pembangunan jalan tol tersebut sebagai upaya mengakselerasi pengembangan dan pembangunan kawasan Jawa Barat.
"Untuk 2011, ketiga ruas tol tersebut, membutuhkan dana sekitar Rp 690 miliar. Targetnya, 2012 pembebasan lahan sudah semua tuntas," ujarnya dalam rilis yang diterima VIVAnews, Jumat 28 Januari 2011 ini.
Sementara Direktur Utama PT Jasa Sarana Soko Sandi Buwono, menyatakan sebagai BUMD yang ditunjuk untuk mengadakan pembebasan lahan, meminta dukungan penuh para kepala daerah untuk mendorong proses pengadaan tanah. Dalam kesepakatan bersama itu, ada 3 ruas jalan tol yang menjadi sasaran percepatan pengadaan lahan yaitu Tol Soreang Pasir Koja (Soroja), Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), dan BIUTR (Bandung Intra Urban Toll Road).
Dari ketiga ruas tol tersebut, kemungkinan Cisumdawu yang paling cepat dibangun karena pembebasannya hampir rampung dan memenuhi target. “Saat ini Cisumdawu sedang tender konstruksi. Sementara untuk BIUTR, kemungkinan baru tahun 2012," imbuhnya
Dalam penjelasannya, Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga, Purnomo, menerangkan, tender tol Cisumdawu yang bekerja sama dengan Cina, kemungkinan pada bulan Juni atau Juli 2011. Diharapkan proses konstruksi berjalan akhir 2011.
Tahap awal pembangunan, dimulai dari seksi 2. Lokasinya sebelum masuk Cadas Pangeran dengan panjang ruas tol yang dibangun adalah 17 km. Dan jika seksi 2 tuntas, dilanjutkan seksi 1 yang akan bergabung ke Cileunyi.
Besaran alokasi biaya untuk kedua seksi tersebut, melalui APBN, menganggarkan pinjaman lunak mencapai US$ 250 juta. Sementara untuk BIUTR, pengkajian terus dilakukan. Untuk pendanaan fisik, Pemerintah Jepang siap menggelontorkan pinjaman lunak sebesar US$ 150 juta, yang terbagi dalam 2 seksi yaitu Soekarno-Hatta - Gedebage dan Pasteur-Gasibu.